• Selamat Datang
  • Gedung FUAD
  • Pelatihan dan Sertifikasi Hypnotherapy 2023

Puasa Ramadhan 1439 Hijriyah Dimulai pada 17 Mei 2018

02 Mei 2018

Pekalongan – “Awal puasa ramadhan 1439 H jatuh tepat hari Kamis Pahing, pada tanggal 17 Mei 2018 M,” demikian paparan KH. Slamet Hambali pada sesi penyampaian materi Penyusunan Jadwal Imsakiyah. Kegiatan Penyusunan Jadwal Imsakiyah dilaksanakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Pekalongan belum lama ini mengundang para pakar falak dari berbagai instansi dan organisasi keagamaan. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Pandanaran Semarang pada hari Senin 30

April-1 Mei 2018 juga menghadirkan pakar falak internal Drs. H. Muslih Husein, M.Ag.

Dalam sambutannya, Maghfur, selaku ketua LPPM IAIN Pekalongan dalam sambutannya menyampaiakan bahwa kegiatan ini bertujuan merumuskan jadwal puasa selama bulan ramadhan tahun 1439 H. “IAIN Pekalongan sudah semestinya memberi sumbangsih keilmuan, yang dalam hal ini produk jadwal imsakiyah, untuk dijadikan acuan masyarakat sekitar dalam menjalankan ibadah puasa,” tandas Maghfur.   Harapanya forum ini dapat melahirkan jadwal imasakiyah dalam rangka untuk khidmah kepada masyarakat dalam bulan puasa agar bisa beribadah dengan baik, sebagai bagian menjalankan misi pengabdian kepada masyarakat.

Rektor IAIN Pekalongan, yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan, DR H. Muhlisin, M.Ag menyambut baik kegiatan ini. Beliau menempatkan penyusunan jadwal imsakiyah sebagai penerjemahan dari takeline IAIN Pekalongan yang terkait empat pilar; pertama Spirituality, bahwa penentuan awal ramadhan pada masa sekarang telah menggunakan landasan ilmiyah. Hal ini bersandar pada kaidah Ibnu Ruslan yang mengatakan ‘barang siapa yang beramal tanpa dengan ilmu maka amalnya tidak akan diterima (mardudah)’. Menurutnya landasan ilmu benar-benar penting disni. Karenanya banyak elemen ingin berkontribusi menyemarakkan imsakiyah dengan menampilkan berbagai macam event. Spirituality yang dikembangkan IAIN bukan hanya fikriyah tapi juga zikriyah.

Kedua Nasionality, adanya statemen NKRI harga mati merupakan harga yang tak bisa ditawar lagi. Pada saat ini IAIN ingin berkontribusi mengembangkan sebagai Perguruan Tinggi Rahmatan lilalamin dengan komitmennya mengembangkan SDM internal dan alumni. Ketiga interprenership, melalui pilar ini IAIN Pekalongan telah bermitra dengan Bank Indonesia. Meski alokasi beasiswa Bank Indonesia masih sedikit harapannya nanti bisa bertambah lagi. Beberapa perbankan yang bermitra dengan IAIN Pekalongan telah menawarkan beasiswa karena peran civitas akademik memberi problem solution. Keempat Saintific, yakni bahwa apa yang diproduksi IAIN Pekalongan harus mampu berkompetsi dalam bidang penegetahuan baik pengetahuan akademik mapun nonakademik, tuturnya.

Drs H Muslih Husein, M.Ag. memulai materi dengan terdahulu memberikan kaidah atau preposisi-preposisi terkait imsakiyah yaitu kaidah “ma yatimmul wajib illa bihi fahuwa wajib” artinya sesuatu yang menjadi kesempurnaan wajib tak ada kecuali yang demkian itu hukumnya wajib. Yakni bahwa hukum puasa adalah wajib maka sesuatu yang menjadi penyempurna puasa ya hukumnya wajib. Inilah semangat diadakannya kegiatan penyusunan jadwal simsakiyah ramadhan, perhitungan waktu shalat dan pengukuran arah kiblat.

Beliau membuat sebuah analogi mengapa imsakiyah dan penentuan waktu shalat dapat menjadi wajib, karena apa yang akan dilakukannya merupakan pelaksananaan rukun Islam yang hukumnya wajib. Menurutnya ketika kita hidup sendiri kemudian menetapkan waktu shalat maka hukumnya wajib (fardhu ain), tetapi jika bersama-sama maka hukumnya menjada fardhu kifayah. Termasuk juga menghitung posisi daerah pada ketinggian tertentu agar terbentuk system waktu yang akurat sehingga mempermudah orang untuk beribadah, imbuhnya.

Narasumber imsakiyah bapak Slamet Hambali, M.Si. dalam materinya mengatakan untuk 1 Ramadahan 1439 H ini akan bersama dan terjadi pada hari Kamis, karena pada saat itu ketinggian hilal sudah diatas 2 drajat lebih. Berdasar risetnya di Marauke dan di Nusa Tenggra Timur pada waktu lalu posisi hilal nanti pada hari rabu 29 Sya’ban/15 Mei jaraknya 6 drajat lebih sehingga diperkirakan laporan rukyat pada hari Rabu posisi hilal akan lebih dari 2 drajat pada 16 Mei 2018 ini.

Menurutnya, kelebihan perhitungan hisab memudahkan masyarakat mengetahui lebih awal posisi hilal. Di negara ini perhitungan hisab tidak mutlak digunakan karena harus pula dengan ru’yatul hilal. Meski ormas keagamaan memiliki pandangan jauh atas hisab dan kelebihannya tetapi dalam kebiasaan penentuan seperti awal bulan puasa dan 1 syawal sebelumnya tetap dengan ru’yatul hilal. Agar berkualitas, dalam penentuan model hisabkondisi ketinggian suatu daerah perlu disepakati. Imsakiyah tahun sebelumnya ketinggian daerah disepakati 0 - 250 meter dari permukaan air laut sedang sekarang ketinggiannya 0 – 300 meter. Sehingga hampir serupa denganimsakiyah Jawa Tegah dengan selisih nambah 3 menit untuk daerah barat Semarang dengan ketiggian 300 drajat. Dengan menggunakan acuan ini maka imsakiyah untuk daerah Batang -1 menit, Kota dan Kabupaten Pekalongantetap, daerah Pemalang +1 menit, Tegal +2 menit dan Brebes +3 menit, tuturnya.

Di samping melahirkan jadwal imsakiyah, kegiatan ini juga merumuskan draft Kalender tahun 2019 yang mensinergikan perspektif ilmu falak, astronomi dan agenda-agenda akademik IAIN Pekalongan.

Galeri Video

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree